Setangkai bunga melati jatuh dari pucuknya
diterbangkan angin senja kala itu
Dari pelataran taman ia termenung
kadang-kadang layang-layang terbang terlalu rendah
walau demikian tak dapat pula ia menggapainya
Senja ini tak sama dengan senja-senja sebelumnya
Pendaran hangat Cahaya teduh matahari sore
menyentuh ruang hampa kalbu rindu
Lelah ia berjelaga,
Demi masa yang selalu bersamanya,
Demi perkamen-perkamen suci yang keluar dari setiap helaan nafasnya,
dan demi cincin yang melingkar di jari manisnya
Ini bukan saatnya !!
Dari pelataran taman senja kala itu, ia berjanji
kalau ia tak akan pergi
walau surya telah tenggelam dan berganti malam